The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Ketika pandemi COVID19 dan work from home mulai diberlakukan, kita melihat berseliweran berita mengenai Zoom. Untuk yang belum tahu, Zoom adalah aplikasi video call/conference yang saat ini sedang populer digunakan oleh masyarakat.
Zoom merupakan aplikasi video conference yang belum lama muncul. Sebelum masa pandemi, orang-orang sepertinya tidak begitu mengenal Zoom. orang-orang lebih mengenal Whatsapp video call, Skype, Google Hangout, Google Meet, ataupun Google Duo.
Selama masa pandemi, Zoom merupakan aplikasi terbesar ke 2 yang banyak diunduh, hanya selangkah di belakang Tiktok.
Secara mengejutkan, popularitas Zoom meningkat tajam kala pandemi COVID19. Sepertinya semua orang tahu apa itu Zoom, mulai dari orangtua (mungkin), teman di kantor, teman main, bahkan tetangga.
Salah satu poin menarik yang ditawarkan Zoom adalah kemampuannya untuk menampung 100 orang dalam satu ruang konferensi dan diberikan secara gratis selama 40 menit. Selain itu, untuk menggunakan zoom juga sangat mudah, tanpa perlu login untuk mengakses ruang konferensi.
Selama masa pandemi COVID19, kantor-kantor yang menerapkan work from home membutuhkan aplikasi telekonferensi yang mumpuni dan mudah digunakan, dan itu semua ada pada Zoom. Sehingga, tidak butuh waktu lama bagi Zoom untuk mendapatkan popularitas di kalangan pebisnis.
Selain itu, poin menarik Zoom yaitu fitur ‘mempercantik’ diri atau beautification. Tentunya ketika rapat online dengan keluarga, teman kerja, atau atasan anda, tampilan wajah yang ‘cantik’ akan lebih dipilih daripada yang tidak dan Zoom memfasilitasi hal tersebut melalui filter beautification.
Background yang bisa diatur juga menjadi daya tarik Zoom. Anda bisa memilih virtual background berupa Burj Khalifa, suasana kantor pada umumnya, dan lain sebagainya.
Sebagai tambahan, Zoom juga memungkinkan pengguna untuk merekam jalannya video conference dengan kualitas video call yang bagus.
Kepopuleran Zoom tak hanya dari sisi baiknya, tapi juga dari sisi keburukannya. Ketika Zoom terkenal, orang-orang mulai menemukan kelemahan Zoom. Misalnya dan yang paling kritikal adalah masalah keamanan.
Risiko keamanan dan privasi menjadi isu utama yang dilemparkan kepada pengembang Zoom. Kemudahan yang ditawarkan Zoom ternyata tak diimbangi dengan lapisan keamanan yang mumpuni. Seorang yang tidak bertanggung jawab bisa membuat kode akses palsu untuk masuk ke dalam ruang meeting.
Para penyusup dalam meeting online di Zoom kemudian menyebarkan materi-materi ofensif seperti pornografi, dsb. Dilansir dari The verge.com, seorang peneliti keamanan IT membuat tool otomatis yang dapat menemukan 100 ID Zoom meeting dalam waktu 1 jam dan mampu mengakses informasi dari hampir 2400 zoom meeting dalam waktu satu hari saja.
Selain itu, video call via aplikasi Zoom ternyata tidak dienkripsi yang memudahkan penyusup untuk mencuri data pengguna.
Untuk mengatasi masalah keamanan dan privasi tersebut, Zoom kemudian menerapkan password sejak akhir tahun lalu. Akan tetapi, ternyata sedikit orang yang menerapkan password dalam Zoom meeting.
Selain itu, demi kesungguhan mereka dalam mengatasi isu keamanan dan privasi tersebut, Zoom menunda 90-day feature freeze mereka agar seluruh sumber daya engineer bisa dialokasikan untuk mengatasi masalah keamanan dan privasi.
Nah, Zoom adalah contoh perusahaan pengembang software yang meraih sukses di masa-masa ‘kegelapan’ akibat pandemi COVID19. Perusahaan yang sama di waktu yang sama juga dihajar isu keamanan dan bisa menjatuhkan perusahaan kapan saja. Tapi mereka tetap bertahan dan memperbaiki diri.
Lalu apa bisnis anda juga sedang dihadang masalah? Apakah anda berpikir untuk memanfaatkan teknologi digital untuk mendongkrak penjualan? Jangan dipikir sendirian karena kami siap membantu anda untuk menemukan solusi bagi masalah anda. Hubungi kami untuk sekedar obrolan ringan mengenai bisnis, via Zoom juga boleh lho.
Event
Calendar
Jun
19
2023
Back To Top