The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Invasi Rusia ke Ukraina tengah menjadi topik hangat di dunia. Alutsista Rusia pun tak luput dari sorotan. Sebagai salah satu produsen senjata di dunia, terobosan teknologi alutsista Rusia tidak henti-hentinya menuai decak kagum. Indonesia saja sudah membeli dua varian pesawat jet tempur Sukhoi yaitu Sukhoi Su-27 dan Sukhoi Su-30. Kabarnya, Indonesia akan turut meminang Sukhoi Su-35 meskipun mendapatkan tekanan dari sana dan sini.
Tak hanya Indonesia, banyak negara yang melengkapi alutsista negaranya dengan produk made in Rusia, lho. Sebut saja negara-negara besar seperti India dan Tiongkok. Vietnam pun turut memborong kapal penjelajah buatan Rusia.
Sebenarnya, sebagus apa alutsista Rusia? Apa saja teknologi alutsista terbaik Rusia? Setidaknya ada lima alutsista dari Rusia yang menjadi pusat perhatian dunia.
Mengesampingkan fakta ini, mengapa Indonesia begitu tertarik dengan Sukhoi Su-35? Usut punya usut, alutsista versi upgrade dari Su-27 Flanker ini lebih bagus dari jet tempur siluman F-35 racikan Amerika, lho.
Su-35 dibekali dengan teknologi radar Irbis-E yang dapat mendeteksi objek hingga 400 kilometer. Radar ini dikembangkan oleh Tikhomirov NIIP. Selain radar Irbis-E, pesawat ini juga ditanami Infrared Search and Track (IRST) OLS-35 di bagian moncong.
Dengan adanya kombo maut Ibis-E dan IRST, pesawat ini sanggup mengendus dan mengunci lawan secara akurat dan efektif. Teknologi ini memungkinan pesawat melacak beberapa objek secara cepat dalam waktu bersamaan. Pesawat dapat melacak 4 target darat dan 30 target udara dalam satu waktu!
Tidak hanya itu, radar ini mampu mengidentifikasi musuh atau kawan secara kilat sehingga risiko salah sasaran sangat rendah. Bagaimana dengan sistem penyerangannya? Jet tempur dengan kecepatan 2,778 km/ jam ini dapat menyerang 8 objek udara sekaligus.
Rusia mengklaim bahwa jet tempur ini dapat bekerja secara sempurna saat badai ataupun kabut sekalipun, lho. Berbeda dengan F-35 Amerika yang harus dikandangkan apabila terindikasi akan hujan petir. Pasalnya, pesawat canggih ini lemah terhadap petir.
Menurut klaim Rusia, Su-35 bahkan sanggup melacak pesawat siluman F-22 Raptor buatan Amerika dan terbukti pada pada tahun 2018 silam. Walaupun hanya dapat diawaki satu pilot, jet tempur ini sangat efektif dan efisien karena dapat menyerang beberapa musuh sekaligus dalam segala kondisi!
Melihat speknya yang fantastis, tak mengherankan kalau Sukhoi Su-35 dijual dengan harga Rp1,21 triliun! Apakah Indonesia benar-benar membatalkan pesanan Sukhoi-35? Kita ikuti saja perkembangannya.
Baju lapis baja ini dapat membantu prajurit untuk memenangkan pertarungan sekaligus melindungi dari kematian. Helm Ratnik-2 dapat mengidentifikasi musuh dan kawan secara cepat dan akurat.
Kerennya lagi, helm ini juga mampu mengevaluasi kondisi psikologis penggunanya. Dengan begitu, tim dapat mengetahui apakah tentara tersebut siap berperang atau tidak.
Seragam canggih ini antipeluru hingga dapat menahan peluru kaliber 7,62 dari senapan runduk pada jarak 20 meter. Untuk melawan musuh, seragam ini juga dilengkapi senjata yaitu senapan mesin dan senapan runduk. Jadi, tidak mengherankan kalau satu set-nya bisa mencapai 20 kg.
Namun, teknologi paling keren dari Ratnik-2 adalah teknologi pengaturan suhu. Apakah Anda masih ingat kisah misi tentara Nazi gagal karena cuaca ekstrem? Belajar dari masa lalu, teknologi pengaturan suhu ini akan membantu tentara bertempur di segala musim.
Ratnik-2 dapat dipakai pada suhu -50 dan 50 derajat celcius, lho! Artinya, tentara Rusia dapat bertempur pada cuaca ekstrim, baik sangat dingin ataupun sangat panas.
Dengan teknologi secanggih ini, Ratnik-2 sudah diproduksi hingga 200 ribu unit pada tahun 2020 silam. Saat ini, Rusia tengah mengembangkan Ratnik-3 yang tentunya memiliki spek yang jauh lebih unggul.
Salah satu produk alutsista Rusia yang memikat perhatian dunia adalah Kapal Penjelajah Moskva. Sebagai kapal penjelajah yang dinamai dari nama ibu kota Rusia, Moskva mengemban tugas berat untuk mempertahankan harkat martabat negaranya.
Peran Moskva sebagai kapal penjelajah utama tidak main-main. Moskva pun disebut-sebut telah mendominasi kawasan Laut Hitam.
Wartawan Forbes memprediksi kalau perang tidak segera berakhir, mungkin Moskva yang sedang stand by di Laut Hitam akan membantu Rusia “mengetuk” pintu perbatasan Ukraina di Odessa. Artinya, Ukraina dihadapkan pada sebuah mimpi buruk yang mengancam wilayahnya.
Mengapa Moskva begitu ditakuti? Meskipun menyandang nama kapal penjelajah, karakteristik Moskva lebih mendekati kapal perang, lho. Kapal ini memiliki kecepatan mencapai 34.5 knots dan sanggup mengangkut hingga 500 tentara dan awak.
Moskva didesain sebagai kapal rudal antikapal sehingga dapat bertempur melawan kapal-kapal perang musuh dengan gigih. Untuk menyempurnakan kinerjanya, Moskva dilengkapi dengan teknologi rudal antikapal P-1000 Vulcan.
Ketika melakukan misi, Moskva akan berada di posisi terdepan melindungi kapal-kapal lain dari serangan kapal perang, kapal selam, dan udara. Kinerjanya semakin efisien dan akurat dengan adanya fitur sensor, radar modern, dan sonar. Jika misi ini berhasil, angkatan darat pun dapat mulai menginjakkan kakinya di tanah musuh.
Apa saja keunggulan Tank T-14 Armata? Keunggulan utama dari Tank T-14 Armata adalah adanya turret tanpa awak dilengkapi meriam yang dapat melakukan pemuatan secara otomatis. Meriam utama tank ini sanggup menembakkan peluru laser. Jika dapat dikendalikan dari jarak jauh, keselamatan awak jauh lebih terjamin dari serangan musuh.
Tank ini kian efektif karena dilengkapi senjata tambahan yaitu senapan mesin dan sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini mampu melindungi tank dari pelbagai jenis senjata, seperti roket, RPG, peluru kendali, dan amunisi antitank.
Selain itu, kendaraan perang ini ditanami alat komunikasi canggih, seperti komunikasi satelit, antena komunikasi radio, sistem satelit navigasi global, tiang meteorologi, dan lainnya. Dengan fitur secanggih ini, tak mengherankan Rusia membutuhkan budget hingga $3,7 juta untuk mengembangkan Tank T-14 Armata.
Tak menunggu lama, kabarnya Rusia sudah mempersenjatai kapal tempurnya dengan rudal hipersonik Zircon mulai Januari 2022. Dengan begini, pertempuran Rusia-Ukraina pasti akan semakin memanas.
Zircon masuk sebagai salah satu senjata terbaru Rusia karena pengembangannya baru diumumkan Putin pada 2018 silam. Awal mula munculnya ide pembuatan rudal ini karena adanya kapal induk.
Maka dari itu, fungsi utama Zircon adalah mengunci kapal induk beserta rombongannya dengan kecepatan serangan 2,5 km per detik. Seberapa cepatkah rudal hipersonik ini? Kalau dihitung-hitung, Zircon delapan kali lebih cepat daripada suara, lho!
Meskipun Rusia memiliki banyak sekali teknologi alutsista supercanggih, semua produk ini tak luput dari kritik. Terlebih lagi, produk ini bersaing dengan ketat dengan produk alutsista keluaran Amerika dan Perancis. Jika berbicara tentang bisnis alutsista, kita sudah tidak lagi berkutat pada masalah uang.
Namun, ada kepentingan dan peperangan pengaruh yang diperjuangkan. Nah, sebagai orang sipil, seberapa pentingnya teknologi alutsista ini?
Sumber:
Image by Anna Zvereva, Russian Air Force, RF-81719, Sukhoi Su-35S
Kisah cinta terlarang antara Aris dan Lydia…
Jepang memang surganya pecinta teknologi. Anda mungkin…
Event
Calendar
Mar
12
2020
Apr
15
2020
Back To Top