The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Kabar tak menyenangkan datang dari perusahaan teknologi raksasa. Bersamaan dengan mencuatnya isu resesi 2023, banyak perusahaan teknologi yang melakukan efisiensi dengan PHK massal. Kami pun merangkum 9 PHK massal perusahaan teknologi terbesar 2022. Siapa sajakah mereka? Perusahaan Meta dan GoTo masuk ke dalam daftar, lho!
Meskipun belanja online kian diminati, bukan berarti e-commerce bisa kebal dari bayang-bayang resesi. Faktanya, Shopee harus melakukan PHK massal di 4 negara, yaitu Indonesia, Filipina, Taiwan, dan Thailand.
Untuk Shopee Indonesia, sebanyak 3% dari keseluruhan karyawan atau diperkirakan sekitar 186 orang harus rela berpisah dengan Shopee. Nilai ini relatif kecil dibanding dengan Shopee Taiwan dan Thailand yang harus melepas 10% karyawannya.
Tak hanya PHK, Shopee juga tercatat melakukan penutupan toko di beberapa negara. Demi memangkas beban operasional, langkah efisiensi pun ditempuh.
Iklim investasi yang memburuk telah memaksa Ruangguru mengambil keputusan berat. Setelah melakukan perekrutan besar-besaran selama pandemi, kini mereka harus rela PHK massal.
CEO Ruangguru mengakui bahwa perusahaan salah perhitungan ketika merekrut terlalu banyak karyawan selama pandemi. Kala itu, pengguna Ruangguru meningkat pesat sehingga merekrut lebih banyak orang pun menjadi pilihan.
Dampaknya, kini mereka harus melakukan perampingan karena kondisi ekonomi global yang lesu. Ditambah lagi, Ruangguru mengakui kegagalannya dalam memprediksi situasi ekonomi.
GoTo Gojek Tokopedia Tbk. melaporkan kebijakan PHK massal sebanyak 1,200 karyawan dengan alasan reorganisasi perseroan. Dengan diambilnya kebijakan ini, GoTo disinyalir mampu melakukan penghematan hingga Rp1 triliun.
Meskipun menjadi korban PHK, mantan karyawan ini tidak keluar dengan tangan kosong. GoTo sudah menyiapkan pesangon sampai konseling kerja. Dengan begitu, mereka dapat kembali bersaing di dunia kerja lagi pascakeluar dari GoTo.
Sebagai startup unicorn yang tak bisa dipandang sebelah mata, jebolan GoTo disinyalir memiliki skill yang tak main-main. Jadi, kendatipun sudah di-PHK oleh GoTo, mantan karyawan pun masih diburu para recruiter.
Bahkan, ada beberapa perusahaan yang membuat postingan khusus berupa penyambutan ex-GoTo untuk melamar di tempatnya, lho. Nah, untuk Anda yang sedang berjuang mencari kerja, apakah Anda sudah siap untuk bersaing dengan para jebolan startup-startup raksasa ini?
Snap Inc., perusahaan induk aplikasi Snapchat dilaporkan melakukan perampingan karyawan dengan memulangkan lebih dari 1,200 orang. Kebijakan PHK massal ini tak lagi dapat dihindari karena melemahnya tren ekonomi di sektor teknologi.
Untuk dapat bertahan, perusahaan pun berencana untuk menata kembali struktur perusahaan. Perusahaan pun berencana fokus pada tiga hal, yaitu pertumbuhan komunitas, pertumbuhan revenue, dan augmented reality.
Dengan begitu, tim yang dirasa tidak lagi berperan dalam mewujudkan visi dan misi baru perusahaan dengan berat hari harus dirampingkan.
Kebijakan PHK massal mungkin akan menyisakan trauma tersendiri bagi mereka yang bekerja di Microsoft. Pasalnya, perusahaan komputasi awan dan perangkat lunak ini tercatat sampai dua kali melakukan PHK dalam setahun.
PHK massal pertama tercatat dilaporkan pada bulan Juli dengan target 1% dari 181.000 ribu karyawan. Belum juga bekas luka itu mengering, Microsoft melakukan PHK lagi pada bulan Oktober ke sekitar 1,000 karyawan.
Namun, Microsoft tidak pernah benar-benar memberikan angka pasti berapa karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya. Walaupun begitu, setidaknya kita mengetahui mengapa kebijakan PHK ini sampai dipilih.
Menurut laporan Forbes, PHK ini dilakukan sebagai bentuk penyesuaian struktural mengingat terjadinya perubahan tren ekonomi dunia. Dengan kata lain, PHK ini berkaitan erat dengan inflasi dan meningkatnya suku bunga.
Tak menunggu lama sejak resmi mengakuisisi Twitter pada 28 Oktober silam, Elon Musk langsung melakukan bersih-bersih perusahaan. Tak sembarang karyawan, Elon Musk tak segan mencopot tiga eksekutif Twitter, yaitu CEO Parag Agrawal, CFO Ned Segal, dan Chief Legal Officer Vijaya Gadde.
Setelah puas mencopot para pengisi kasta tertinggi perusahaan dengan nilai pesangon Rp1,9 triliun, Elon Musk bergerak ke bawah menyasar para karyawan.
Menurut kabar yang beredar, Elon Musk melakukan PHK pada 3,700 orang atau separuh dari total karyawan Twitter. Keputusan ini diambil untuk memangkas biaya operasional Twitter. Sementara itu, ratusan karyawan memutuskan angkat kaki dari Twitter karena Musk menuntut loyalitas dalam bentuk kerja lembur.
Menariknya, pasca lahirnya kebijakan kontroversial ini Twitter mampu beroperasi dengan baik hanya dengan ratusan karyawan saja. Hal ini pun membuat publik begitu penasaran, “Lantas, ribuan karyawan Twitter selama ini ngapain aja, ya?”
Sedikit berbeda dengan perusahaan lainnya, Amazon melakukan PHK ke 10 ribu karyawannya disinyalir karena robot. Perusahaan dicurigai telah merencanakan otomasi dengan kedok menjaga keselamatan para pekerja sekaligus meningkatkan produktivitas.
Produktivitas perusahaan dipercaya dapat meningkat pesat apabila pekerjaan berulang diambil-alih oleh robot. Salah satu robot andalan Amazon adalah Sparrow yang diciptakan untuk menggantikan tugas pekerja gudang.
Meskipun begitu, Amazon tidak secara terang-terangan menyebutkan kalau adopsi robot inilah yang menjadi momok dari PHK massal ini. Namun, banyak kekhawatiran yang muncul di antara karyawan. Mereka merasa apabila perusahaan secara tidak langsung menuntut karyawan untuk bersaing dengan robot-robot tersebut.
Menjadi salah satu perusahaan search engine terbesar di dunia tak membuat karyawan Google dapat tidur dengan tenang. Anxiety akan di-PHK pun tetap menggelayuti kehidupan mereka, kok. Terlebih lagi, Google secara terang-terangan akan melakukan PHK pada 10 ribu karyawannya.
Tak sembarang PHK, Alphabet, perusahaan induk Google akan menyasar 6 persen karyawan berkinerja buruk. Keputusan realistis ini diambil setelah melihat laba perusahaan yang menurun hingga 27 persen.
Rencananya, PHK ini akan dimulai awal tahun 2023 nanti. Selain karena kinerja, kebijakan PHK ini merupakan buntut dari tingginya inflasi dan dampak pandemi.
Mark Zuckerberg harus rela melepaskan 11 ribu orang atau setara 13% dari keseluruhan total karyawannya. Kebijakan PHK massal ini ditempuh karena kondisi perekonomian yang memburuk.
Mark pun mengakui bahwa PHK ini terjadi murni karena kesalahannya dalam membuat perhitungan. Seperti halnya Ruangguru, Meta melakukan perekutan besar-besaran.
Akan tetapi, tren bisnis telah berubah haluan. Trend iklan online yang menjadi salah satu produk andalan Meta mulai meredup. Kondisi ekonomi memaksa perusahaan untuk memangkas bujet iklan online.
Alhasil, grand plan investasi Mark tidak berjalan sesuai rencana. Pada akhirnya, perekrutan besar-besaran ini tidak memberi efek apa-apa bagi Meta, kecuali peningkatan beban operasional semata.
Semua perusahaan teknologi tanpa terkecuali terkena dampak melemahnya perekonomian dunia. Untuk bisa bertahan, perusahaan teknologi pun mengambil pelbagai kebijakan, seperti restrukturisasi dan efisiensi dengan PHK. Semoga saja ekonomi dunia segera membaik sehingga tren PHK ini tidak akan berlanjut.
Sumber:
Image by pressfoto on Freepik
Wabah COVID19 yang menghantam seluruh dunia sejak…
Event
Calendar
Mar
12
2020
Apr
15
2020
Back To Top