Berita / Blog

WhatsApp jadi media perpesanan instan terpopuler di Indonesia, bahkan mungkin juga di dunia. Setiap orang di Indonesia hampir pasti punya akun WhatsApp atau rutin berkirim pesan melalui WhatsApp.

WhatsApp yang menjadi anak usaha dari Facebook sejak tahun 2013 memang masih menjadi andalan kala orang ingin berkirim pesan instan. Menurut liputan6.com, ada sekitar 2 miliar pengguna aktif WhatsApp di seluruh dunia.

Banyaknya pengguna WhatsApp membuatnya rentan juga terhadap kejahatan. Tak sedikit yang melaporkan penipuan WhatsApp yang mampu membuat uang di rekening terkuras. Lalu, apa saja modus-modus penipuan di WhatsApp? Simak ulasannya berikut ini:

(1) Modus Jadi Kasir Minimarket

Salah satu modus yang pernah muncul adalah modus menjadi kasir minimarket. Pelaku mengirim pesan kepada korban dan mengaku sebagai kasir minimarket. Pelaku berpura-pura bahwa ia salah kirim voucher game ke nomor korban.

Pelaku kemudian meminta tolong kepada korban untuk mengirimkan kode angka 6 digit yang diterima korban. Padahal kode tersebut ternyata adalah kode OTP (One Time Password) yang dikirimkan ke WhatsApp korban dengan tujuan agar bisa membajak akun WhatsApp korban.

Kode OTP yang diminta pelaku adalah kode yang digunakan untuk melakukan login WhatsApp di perangkat lain. Artinya, pelaku sedang berusaha mengambil alih akun WhatsApp korban. Jika korban lengah dan memberikan kode OTP, maka pelaku berhasil login ke WhatsApp korban. Apa yang terjadi kemudian? Kemudian korban akan bingung lantaran WhatsApp nya bisa logout sendiri dan ia kehilangan akses ke WhatsApp-nya.

Saat pelaku sudah berhasil mengambil akun WhatsApp korban, pelaku kemudian melancarkan aksi selanjutnya. Aksi selanjutnya biasanya adalah menghubungi teman-teman korban via WhatsApp bajakan tersebut dengan modus meminjam uang, meminta kiriman pulsa, dan sebagainya.

(2) Modus Klik Link

Jangan pernah mengklik tautan/link yang dikirimkan seseorang yang tidak dikenal. Pada dasarnya, kami sarankan untuk tidak mengklik tautan yang sudah dipendekkan sehingga kita tidak tahu link tersebut menuju ke mana, atau berisikan muatan berbahaya seperti virus atau tidak.

Contoh tautan yang sudah dipendekkan misalnya: bit.ly/HadiahJutaan

Sering juga kita mendapati anggota grup mengirimkan tautan tidak jelas. Usahakan jangan mengklik tautan tersebut karena berpotensi fraud/penipuan.

Sebelum mengklik tautan, pertama perhatikan siapa pengirimnya, kedua perhatikan alamat tautan untuk memastikan keamanannya.

(3) Modus Minta Tolong

Modus ini juga sering terjadi. Pelaku menggunakan foto profil WhatsApp Anda kemudian menghubungi teman-teman Anda dengan modus meminta tolong dikirimkan pulsa, uang, dsb. Pelaku akan beralasan nomor WhatsApp ganti atau HP hilang agar teman-teman Anda percaya bahwa itu adalah Anda.

Untuk mengatasi penipuan macam ini, berikan edukasi ke teman dan keluarga Anda untuk tidak lantas percaya jika ada yang minta kirim uang dengan menyamar sebagai Anda. Kalau perlu ajak si penyamar untuk video call WhatsApp agar bisa kelihatan wajah siapa yang sedang menyamar. Kalau menolak, artinya memang itu adalah modus penipu saja untuk mencari uang.

(4) Modus Jadi Petugas Bank

Modus selanjutnya yang juga sering terjadi melalui WhatsApp adalah modus berpura-pura jadi petugas bank. Pelaku mengirimi Anda pesan yang meminta Anda melakukan pembaruan data pribadi.

Jangan pernah mengirimkan data pribadi Anda melalui WhatsApp. Periksalah keabsahan nomor WhatsApp tersebut. Selain itu, hubungi bank melalui telepon resminya dan tanyakan apakah nomor WhatsApp yang menghubungi Anda tersebut adalah benar WhatsApp resmi milik bank.

Penipu ini biasanya ingin mendapatkan akses, PIN, password, dan username yang biasa Anda lakukan untuk bertransaksi perbankan secara online.

Referensi:

1. www.cnbcindonesia.com
2. www.cnnindonesia.com
3. liputan6.com

Image by antonbe from Pixabay