The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Facebook Inc atau sekarang menjadi Meta menghapus sistem pengenalan wajah dan data satu miliar wajah pengguna Facebook. Tidak hanya sebatas menghapus data, Meta juga akan mematikan sistem pengenalan wajah pada sistem mereka. Meskipun sudah digunakan hingga sepertiga pengguna, Meta tetap mengambil keputusan ini karena adanya kekhawatiran pengguna tentang privasi dan masalah regulasi.
Kekhawatiran pengguna ini berkaitan erat dengan keamanan privasi dari data wajah yang disimpan di dalam platform Meta. Meta meyakinkan bahwa data wajah tidak dijual ke pihak ketiga dan hanya dipakai di dalam platform saja.
Akan tetapi, masalah privasi ini tidaklah sesederhana itu. Pengguna juga menunjukkan kekhawatiran akan hak asasi manusia, khususnya pada orang dengan kulit berwarna. Ketakutan ini merujuk pada sebuah studi yang dilakukan pada 28 anggota kongres.
Sebelumnya, American Civil Liberties Union melakukan pengujian foto tersangka pada anggota kongres dengan kulit berwarna memakai teknologi pengenalan wajah Amazon. Hasil pengujian ini tidak cocok sehingga keakuratannya dipertanyakan oleh masyarakat. Efeknya, lembaga pemerintah dan kepolisian pun dilarang untuk menggunakan teknologi pengenalan wajah.
Mengutip dari Cnnindonesia.com, San Francisco menjadi kota pertama yang melarang penggunaan teknologi pengenalan wajah pada tahun 2019 silam. Kota ini melarang penggunaan teknologi ini pada lembaga pemerintah. Kebijakan ini pun diikuti oleh kota lain, seperti Boston, Cambridge, Portland, dan lainnya.
Selain itu, sistem ini juga belum memiliki regulasi yang jelas. Untuk mengatasi masalah ini, regulator sedang memproses aturan penggunaan teknologi pengenalan wajah.
Sebelumnya, Meta juga sempat ingin menerapkan teknologi pada kacamata pintar. Kacamata pintar ini digadang-gadang dapat mengenali nama seseorang yang tidak kita ingat.
Sayangnya, muncul ketakutan kalau teknologi ini akan disalahgunakan untuk menguntit. Pada akhirnya, Meta menilai bahwa mematikan sistem pengenalan wajah adalah solusi yang paling tepat.
Lalu, apakah dampak yang akan dirasakan oleh pengguna fitur ini? Meskipun sebelumnya sudah menggunakan fitur ini, wajah pengguna tidak akan lagi dikenali sistem.
Ditambah lagi, sistem tidak akan memasukkan nama secara otomatis pada foto atau video seseorang. Hal ini tentu akan cukup menyulitkan penyintas tunanetra atau pengguna yang memiliki masalah penglihatan.
Keputusan mematikan pengenalan wajah ini tentu saja memiliki pros and cons. Namun, mematikan teknologi yang kontroversial dan memiliki peluang untuk disalahgunakan adalah sebuah keputusan yang bijak. Apabila suatu saat nanti Meta sudah mengantongi regulasi yang jelas, kita dapat mencicipi manfaat dari teknologi pengenalan wajah ini.
Sumber: Cnnindonesia
Photo by Solen Feyissa on Unsplash
Event
Calendar
Mar
12
2020
Apr
15
2020
Back To Top