The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Selama manusia ada di bumi, maka selama itu pula sampah akan selalu ada. Sampah selalu menjadi masalah, tapi tidak di beberapa negara maju yang sudah berhasil menangani masalah sampah.
Lewat bantuan teknologi canggih seperti AI dan IoT, mereka berinovasi membuat metode pengelolaan sampah pintar. Apa sajakah ide inovatif pengelolaan sampah dengan teknologi AI dan IoT tersebut?
Yuk, langsung saja kita lihat berikut ini:
Sebuah perusahaan teknologi asal Polandia bernama Bin-e membuat tempat sampah pintar berteknologi AI. Tempat sampah pintar (smart waste bin) tersebut dibekali teknologi object recognition (pengenalan objek) agar bisa memilah-milah sampah yang bisa didaur ulang, dan mana yang tidak bisa didaur ulang.
Selama ini pekerjaan memilah-milah sampah sebelum masuk ke tempat sampah adalah pekerjaan manusia, tapi dengan tempat sampah pintar ini tampaknya manusia akan segera pensiun memilah sampah.
Ketika Anda memasukkan sampah ke tempat sampah pintar tersebut, ia akan secara otomatis mengenali objek-objek dan memilih mana sampah yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak.
Tidak hanya itu saja, tempat sampah pintar ini punya kemampuan untuk memadatkan sampah yang masuk. Jadi, jika kapasitas tempat sampah tersebut sudah mencapai atas, sensor IoT akan mengenali dan mengirimkan sinyal agar sampah bisa dipadatkan oleh mesin secara otomatis.
Di negara maju, pengelolaan sampah dikelola secara profesional dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang seperti pos pengumpulan sampah, pusat pengolahan sampah, dan truk pengangkut sampah.
Masyarakat umum bisa menaruh sampah harian mereka di tempat sampah yang ada di tiap pos pengumpul. Secara rutin seminggu sekali, truk pengangkut sampah akan mendatangi pos-pos tersebut untuk mengangkut sampah. Truk akan membawa sampah tersebut ke pusat pengolahan sampah.
Masalahnya, terkadang ada pos pengumpul dengan tempat sampah yang belum penuh. Dengan begini, truk sampah hanya mengambil sedikit sampah. Kondisi ini cukup menjadi masalah karena biaya operasional truk untuk mengelilingi seluruh kota cukup besar.
Akhirnya ditemukanlah solusi, yaitu memasang sensor pada tempat sampah. Sensor IoT ini mengukur level keterisian tempat sampah. Tiap-tiap sensor berkomunikasi dengan pusat data secara nirkabel. Dengan begini, pusat data bisa tahu apabila ada tempat sampah yang sudah penuh dan mana yang belum.
Data ini sangat berharga karena dengan data ini truk hanya akan mendatangi pos pengumpul yang tempat sampahnya sudah penuh saja. Dengan begini, pengelola bisa menghemat biaya operasional truk sampah sekaligus mengurangi emisi karbon.
Robot pendaur ulang berteknologi bekerja layaknya tangan manusia. Robot ini dibekali teknologi AI seperti object recognition agar mampu secara akurat mengenali sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak.
Bila menemukan sampah yang bisa didaur ulang, robot berbentuk lengan (arm) tersebut dengan cekatan memisahkannya dan menaruhnya di tempat yang tepat.
Robot pendaur ulang berteknologi AI sangat membantu pekerjaan manusia. Terlebih di negara maju, yang ketika pandemi COVID19 melanda, banyak yang berhenti kerja. Kekurangan tenaga kerja ini bisa disiasati dengan menggunakan robot pendaur ulang berteknologi AI.
Seperti laiknya sensor pada tempat sampah, truk sampah pun dipasangi sensor untuk mengukur berat. Sensor IoT tersebut senantiasa mengukur berat truk sampah dan mengirim data-data ke pusat data.
Data tersebut dianalisis sehingga dihasilkan prediksi kapan truk sampah akan penuh. Dengan begini, pengelola selalu tahu kapan mereka harus mengirim truk sampah keluar untuk mengumpulkan sampah.
Sebuah area bernama Jätkäsaari di Finlandia punya cara canggih untuk mengelola sampah. Di sini mereka membuat pos pengumpul sampah yang terhubung langsung dengan pusat pengolahan sampah.
Masyarakat diharapkan memisah-misahkan sampah berdasar kategori, seperti sampah organik, sampah kaca, sampah kertas, sampah plastik, dan sampah kaleng. Sampah yang sudah dipisah-pisah dalam kantong-kantong khusus bisa diantarkan ke pos-pos pengumpulan sampah.
Tiap pos pengumpulan ini ada beberapa tempat sampah dengan beragam kategori. Masukkan sampah yang sudah dipisah-pisah ke dalam kategori yang sesuai. Setiap sampah yang masuk akan langsung menuju pipa bawah tanah yang terhubung langsung ke pusat pengolahan sampah.
Dengan begini, Jätkäsaari tidak menggunakan truk untuk mengangkut sampah karena sampah langsung berjalan otomatis menuju pusat pengolahan lewat pipa-pipa di bawah tanah.
Sebuah perusahaan teknologi bernama Ecube Labs membuat CleanCube, yaitu tempat sampah sekaligus mesin pemadat sampah yang bertenaga surya.
Di atas CleanCube terpasang solar panel yang dilindung plastik yang tahan terhadap intervensi luar. Cahaya dan panas matahari ditangkap solar panel lalu diubah menjadi tenaga. Tenaga disimpan baterai yang terpasang di CleanCube. Dengan begini, CleanCube tetap bisa beroperasi meski sedang tak ada cahaya matahari. Jika baterai terisi penuh, CleanCube bisa beroperasi hingga 4 minggu lamanya.
Kemudian, kecanggihan CleanCub bukan hanya ini. CleanCube punya sensor di dalamnya. Fungsinya untuk mengukur level ketinggian sampah. Jika sudah mencapai level ketinggian tertentu, CleanCube akan secara otomatis memadatkan sampah sehingga tercipta lebih banyak ruang.
Satu buah CleanCube dikatakan mampu menampung hingga 8 kali kapasitas tempat sampah biasa. Dengan CleanCube, pengelola bisa mengurangi durasi pengangkutan sampah oleh truk sampah.
Tanpa Anda sadari limbah elektronik bisa berbahaya untuk kesehatan manusia maupun lingkungan, lho. Maka dari itu, limbah elektronik harus bisa dibuang dengan cara yang tepat. Kabar baiknya sekarang ada ATM limbah elektronik buatan ecoATM.
ATM Limbah elektronik ini bentuknya seperti ATM uang pada umumnya. Bedanya, ATM ini siap menerima limbah elektronik mu misalnya ponsel. Kalau ponsel bekasmu lolos inspeksi, mereka menawarkan uang pengganti, lho.
Tapi kalau ATM menyatakan ponsel bekasmu sudah tak ada nilainya, maka mereka menawarkan untuk mendaur ulang ponsel tersebut. Jadi, Anda menyerahkan limbah elektronik ke tangan yang tepat.
Apakah Anda termasuk yang kesulitan ketika ingin mendaur ulang sampah. Botol bekas yang Anda kumpulkan sudah berkarung-karung banyaknya sementara Anda tidak tahu tempat mendaur ulang sampah terdekat.
Untuk ini, sebuah aplikasi mobile bernama Octopus Indonesia hadir untuk memudahkan Anda dalam menyalurkan sampah yang bisa didaur ulang. Octopus Indonesia di-founder-i oleh artis sekaligus environmentalist Hamish DW, lho.
Saat ini layanan aplikasi Octopus Indonesia baru ada di beberapa kota tertentu di Indonesia. Tapi yuk kita doakan semoga Octopus Indonesia semakin memperluas jangkauan layanannya.
Keren banget kan kalau teknologi canggih seperti AI dan IoT dipakai untuk mengatasi masalah sampah. Banyak negara-negara maju yang sudah mencontohkan penggunaannya. Semoga semakin banyak individu-individu di Indonesia yang mengembangkan teknologi untuk mengatasi masalah sampah, ya!
Nah, di Indonesia pun sudah banyak yang mengembangkan beragam produk dengan menggunakan teknologi AI dan IoT, lho. Kalau Anda tertarik dengan teknologi AI dan IoT untuk membantu meningkatkan kualitas produk Anda, maka AsiaQuest Indonesia siap membantu solusinya. Hubungi kami untuk diskusi seru mengenai AI dan IoT!
Referensi: 8 Innovative Smart Waste Management Technologies | BigRentz
Waste management photo created by jcomp – www.freepik.com
Pengguna Smartphone Samsung lama, jangan buang perangkat…
Petani tambak di Indonesia diketahui masih kesulitan…
Pemerintah semakin menggiatkan penerapan teknologi 4.0 dalam…
Semakin banyak vendor-vendor perusahaan yang menggarap bisnis…
Apa jadinya bila sektor peternakan memanfaatkan IoT?…
Bersama-sama dengan Artificial Intelligence (AI), IoT menjadi…
Pandemi sering dikatakan turut mempercepat penerapan teknologi.…
Event
Calendar
Mar
12
2020
Apr
15
2020
Back To Top