AsiaQuest Indonesia
AsiaQuest Indonesia AsiaQuest Indonesia

Berita / Blog

The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.

News02 Feb 2023

11 Metrik Digital Marketing

Saat menggeluti dunia digital marketing, Anda diharuskan menguasai berbagai jenis metrik. Metrik ini berfungsi untuk mengukur kesuksesan suatu strategi bisnis yang tengah dijalankan. Jadi, sukses atau tidaknya strategi akan terukur secara akurat berdasarkan data yang ada. Memang, apa saja metrik yang wajib kita tahu? Ini dia 11 metrik digital marketing yang sering dipakai para marketer

Pengertian Metrik Digital Marketing 

Apa itu metrik digital marketing? Metrik digital marketing adalah key performance indicator (KPI) yang dipakai untuk mengukur kesuksesan strategi marketing bisnis yang dijalankan secara online

Marketer menggunakan metrik digital marketing untuk mencari tahu tentang tingkah laku konsumen saat berinteraksi dan melakukan transaksi. Tidak hanya kosumen lama, metrik ini juga efektif untuk memetakan konsumen baru. 

Hasil dari metrik digital marketing dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengevaluasi strategi yang sudah ada. Lalu, metrik ini dipakai kembali untuk menyusun strategi yang baru. 

10 Metrik Digital Marketing

Apa saja, sih, metrik digital marketing? Cari tahu selengkapnya di bawah ini. 

1. Search Engine Optimization (SEO) 

Meskipun sering dikenal sebagai bagian dari strategi marketing, SEO juga masuk dalam kategori metrik digital marketing, lho. Strategi SEO banyak dipilih untuk mendatangkan trafik ke website dengan optimisasi kata kunci. 

Sementara itu, metrik SEO digunakan untuk menganalisis keyword yang berpotensi untuk mendatangkan trafik organik ke website. Metrik ini juga dipakai untuk mengetes keyword utama sampai mengevaluasi strategi SEO yang sudah dijalankan. 

2. Conversion

Conversion adalah metrik yang dipakai untuk menghitung seberapa banyak pengunjung website yang berubah menjadi konsumen, klien ataupun subscriber. 

Jadi, mereka tidak hanya sebatas membaca artikel atau melihat konten website saja. Namun, pada akhirnya mereka melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan target bisnis yang sudah di-set marketer

Jadi, tidak mengherankan apabila istilah konversi sering dipakai dalam dunia marketing. Pasalnya, Anda dapat melihat seberapa efektif strategi marketing yang dipilih dari hasil konversi tersebut. Kalau konversi tidak sesuai harapan, mau tidak mau Anda harus mengevaluasi campaign yang dilakukan. 

Berbeda cerita kalau hasil campaign memuaskan dengan high conversion rate. Hal ini adalah pertanda kalau bisnis Anda memiliki konten ataupun produk yang menarik. Selain itu, high conversion rate juga menunjukkan kalau strategi marketing berjalan sukses. 

3. Leads

Leads adalah individu yang telah memiliki ketertarikan pada bisnis Anda dan telah memberikan data diri baik dalam bentuk nama ataupun kontak. Jadi, user yang telah menjadi leads memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi konsumen ataupun klien Anda. 

Leads ini bisa berasal dari berbagai cara, seperti mengisi form, menelepon ke perusahaan, mengunjungi kantor, chatting melalui chatbox, dan lainnya. 

4. Average Bounce Rate

Sebelum kita membahas tentang average bounce rate, yuk pahami dulu apa itu bounce rate. Bounce rate adalah persentase user yang meninggalkan website Anda setelah melihat satu page tanpa melihat ke page yang lain. 

Jadi, average bounce rate menunjukkan angka rata-rata user yang meninggalkan website Anda segera setelah mereka mengakses suatu page. Dari average bounce rate, Anda dapat mengetahui waktu yang dihabiskan user di page Anda. 

Makin rendah average bounce rate, maka makin bagus performa website Anda. Artinya, user tertarik dengan konten website sehingga betah berlama-lama di website Anda. 

Namun, apabila average bounce rate mengalami peningkatan, Anda patut waspada. Pasalnya, banyak user yang cabut dari website Anda dan tidak tertarik untuk melihat page yang lain. Apakah yang membuat mereka tidak betah berlama-lama di website Anda? 

5. First Time Visitors

First time visitors adalah jumlah user yang baru pertama kali mengunjungi website Anda. Apabila Anda sedang melakukan eksperimen konten, Anda dapat melihat performa konten baru dari first time visitors. Bagaimana caranya? Anda dapat melihat first time visitors dalam kurun waktu harian sejak konten diterbitkan. 

Selain konten terbaru, metrik ini juga berfungsi untuk mengukur efektivitas campaign yang berfokus pada kunjungan website seperti banner ads.

6. Returning Visitors 

Ketika mengecek laporan Audience Overview di Google Analytics, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah Returning Visitors, bukan? Returning Visitors adalah jumlah user yang kembali mengunjungi website Anda. Artinya, user tersebut sudah beberapa kali mengunjungi website Anda. 

Lalu, apa fungsi dari metrik Returning visitors? Anda dapat menggunakannya untuk mengukur kualitas konten. Apabila Returning Visitor tinggi, artinya Anda berhasil membuat konten menarik dan relevan dengan user

7. Click-through Rate (CTR) 

Click-through Rate adalah persentase pengunjung yang mengklik sebuah iklan yang muncul di suatu website. Apabila Anda memasang iklan di website, CTR adalah jumlah pengunjung yang mengklik iklan yang kamu pasang. 

Ringkasnya, CTR dihitung dengan rumus jumlah klik: Impression (tayangan halaman tanpa klik) x 100%. 

Sebagai contoh, iklan yang dipasang memiliki 100 impression. Sementara itu, jumlah klik sebanyak 4 klik. 

Maka dari itu, CTR sebesar 4:100×100%=4%.

Setelah mendapatkan angka ini, bagaimana cara kita mengetahui kalau campaign yang dijalankan berhasil atau tidak? Pasalnya, Anda dapat mengetahui apakah iklan yang dijalankan sudah relevan dengan minat user atau belum dari hasil CTR.

CTR tinggi: konten iklan Anda sudah relevan dengan mintat user

CTR rendah: konten iklan Anda kurang relevan dengan minat user

8. Cost Per Click

Cost per Click atau CPC adalah metrik yang digunakan untuk menghitung biaya yang harus dikeluarkan untuk beriklan berdasarkan jumlah klik. Jadi, Anda akan dikenai biaya saat si user memutuskan untuk mengklik iklan Anda.  

Selain Cost per Vlick, ada pula Cost per Impression (CPI). Kalau CPC berdasarkan jumlah klik, CPI berdasarkan berapa kali iklan diihat oleh user. Jadi, user hanya melihat iklan Anda, tetapi tidak sampai mengklik link pada iklan tersebut. Dengan kata lain, si user tidak mengakses website Anda. 

Karena alasan inilah biaya CPI lebih rendah dari CPC. Kok bisa? Alasannya adalah CPI tidak mendatangkan leads karena user tidak sampai mengklik website yang diiklankan. Sementara itu, CPC menjanjikan trafik ke website yang diiklankan. 

Selain harga yang lebih rendah, CPI juga mematok harga borongan, lho. Jika CPC mematok biaya per klik, CPI memiliki konsep biaya yang berbeda. Misalnya, untuk mendapatkan 1,000 impression, Anda harus membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan. Oleh karena itu, biaya CPI lebih rendah daripada CPC. 

9. Return on Investment (ROI)

Return on Investment adalah metrik untuk mengukur keuntungan yang didapatkan dari investasi. Nantinya, ROI ini dipakai untuk menentukan seberapa efektif suatu investasi. Jadi, Anda dapat menggunakan ROI sebagai salah satu parameter dalam pengambilan keputusan saat akan berinvestasi. 

Sayangnya, ROI memiliki batasan. Ketika melihat tinggi atau rendahnya ROI, Anda tidak bisa memastikan durasi waktunya. Sebuah investment dengan ROI yang tinggi belum tentu lebih bagus dari ROI yang rendah. 

Bisa saja ROI dengan nilai tinggi memang memakan waktu yang lebih lama dari ROI bernilai rendah. Maka dari itu, hal ini harus menjadi catatan khusus ketika sedang menyusun rencana investasi. 

10. Page Views (PV)

Page Views adalah metrik untuk menghitung jumlah page yang dikunjungi oleh user dalam durasi waktu tertentu. Makin besar angka PV, maka makin besar skala website Anda. 

Makanya, banyak perusahaan yang mencantumkan page view dalam portofolio perusahaan untuk menarik advertiser. Karena alasan ini banyak marketer yang mati-matian untuk meningkatkan page views

Selain itu, Page Views juga bisa dijadikan metrik untuk mengukur kualitas konten dan efektivitas strategi SEO yang tengah dijalankan. Jikalau PV tinggi, berarti strategi SEO Anda sudah efektif karena berhasil mendatangkan trafik. 

Namun, Anda harus menganalisis lebih lanjut apabila PV turun dan tidak mengalami peningkatan setiap bulannya. 

11. Trends in Searches

Trends in Searches adalah metrik yang digunakan untuk mempelajari bagaimana orang-orang menggunakan hasil pencarian organik hingga bisa sampai ke website Anda. Dengan tren pencarian yang berkembang setiap saat, Anda dapat mengandalkan metrik ini untuk merencanakan pembuatan konten. 

 

Kesimpulan

Ini dia 11 metrik digital marketing yang wajib untuk dikuasai. Dengan mengetahui metrik ini, Anda dapat dengan mudah melakukan analisis dan evaluasi content marketing. Untuk tips digital marketing lainnya, baca juga “5 Rekomendasi Digital Marketing Tools” berikut ini. 

 

Sumber: 

  1. Searchenginejournal.com
  2. Owox.com
  3. Indeed.com

Image by pikisuperstar on Freepik

 

digital marketing
News 02 Feb 2023
Cara Mudah untuk Menemukan Niche Market

Tahukan Anda bahwa menentukan niche pada bisnis…

News 31 Jan 2023
Pengertian Niche dan Fungsinya

Meskipun istilah ini sudah tak lagi asing…

News 14 Mei 2022
10 Tren Baru Digital Marketing yang Harus Diantisipasi di 2022

Digital marketing akan selalu berkembang dari waktu…

News 04 Jun 2021
Digital Marketing Jadi Rahasia Sukses Bisnis Online

Digital marketing telah terbukti menjadi rahasia sukses…

News 04 Des 2020
Cara Mudah Memahami Digital Marketing

Digital marketing memang bukan lagi istilah yang…

DX News
Tags
Load More

Event
Calendar

Mar
12
2020

Kintone Seminar, 12 Maret 2020
Pemanfaatan IT Untuk Efesiensi Kerja Integrasi dan Pembuatan Aplikasi tanpa…

Apr
15
2020

Seminar WFH Lebih Mudah dan Efisien dengan…
Dalam WFH banyak sekali kesulitan yang kita hadapi, seperti informasi…

Back To Top