Berita / Blog

Kami menjamin bahwa laporan terbaru Digital Defense Report dari Microsoft ini akan membuat Anda lebih aware tentang pentingnya keamanan siber. Pasalnya, Microsoft menyebutkan bahwa teknik kejahatan kian canggih, terutama pada satu tahun terakhir. Saking canggihnya, target yang cerdas sekalipun dapat ditembus dan tekniknya pun sulit untuk dikenali. 

Seperti apakah teknik kejahatan siber terbaru ini? Penjahat siber ini memiliki teknik kamuflase kelas kakap. Mereka fokus pada teknik kejahatan siber pencurian data rahasikredensial dan perangkat pemeras. 

Tidak itu saja, teknik kejahatan siber ini juga membidik teknologi IoT. Untuk detailnya, pelaku akan melakukan penjelajahan internet pada perangkat rentan Ransomware. Tentu masih hangat di ingatan bagaimana platform IoT Garmin berjuang untuk menangani serangan Ransomware, bukan? Anda dapat membaca detail serangan siber ini pada artikel “3 Fakta Kasus Peretasan Garmin”. 

Perkembangan Kejahatan Siber Tahun 2019–2020

Dibanding tahun 2019, kejahatan siber pada perangkat IoT meningkat tajam di angka 35% pada paruh pertama tahun 2020. Angka ini dibandingkan dengan jumlah kejahatan siber pada paruh kedua tahun 2019. 

Sebelumnya, Microsoft sudah melakukan pemblokiran 13 miliar email mencurigakan dan berbahaya sepanjang tahun 2019. Menariknya, ada lebih dari 1 miliar URL yang bertujuan untuk pencurian data Ransomware pada periode Oktober 2019 sampai Juli 2020. 

Satu lagi, Indonesia pun menjadi negara dengan serangan malware tertinggi di Asia-Pasifik dan kedua untuk serangan Ransomware! Wah, sangat mengerikan, ya?

Lalu, langkah pencegahan apa yang dapat kita lakukan? Untuk mengatasi kejahatan siber, swasta dan organisasi harus saling bahu-membahu untuk membendungnya. Caranya, Anda dapat memulainya dari diri sendiri. 

Silakan secara rutin melakukan backup data dan memperbarui aplikasi keamanan. Ada baiknya, Anda juga menyalakan otentikasi multi-factor authentication atau MFA.  

Sumber: tribunnews.com

Image by B_A from Pixabay