The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Ketika berbicara tentang cita-cita masa kecil, kita tentu tidak bisa melewatkan tiga profesi favorit anak-anak, yaitu pilot, guru, dan dokter. Seperti anak kecil pada eranya, Edy Susanto atau akrab disapa Pak Edy, sempat memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Namun, kita tak akan pernah tahu ke mana angin menerbangkan takdir kita. Alih-alih dokter, siapa sangka laki-laki kelahiran 26 Agustus 1988 ini ditakdirkan menjadi seorang direktur.
Terhitung sejak awal tahun 2018, Pak Edy diangkat menjadi direktur PT AQ Business Consulting Indonesia atau AsiaQuest Indonesia, anak perusahaan dari AsiaQuest. Dengan usia yang masih relatif muda, Pak Edy sudah memikul tanggung jawab besar untuk memimpin puluhan orang karyawan.
Jika dilihat sepintas, jabatan ini tentu terlihat begitu glamour dan menggiurkan. Namun, sesungguhnya tidak ada kesuksesan yang instan. Terlebih lagi, direktur bukanlah suatu posisi yang bisa diraih dengan bermodal keberuntungan semata. Untuk bisa berada di posisi ini, Pak Edy telah melakukan berbagai usaha yang tak terbayangkan di pikiran kita.
Jalanan terjal berliku pun dilewati untuk bisa meraih target-targetnya. Setelah mengetahui kisah hidupannya, kita akan tersadar bahwa tidak ada yang mustahil di dunia. Inilah kisah inspiratif Pak Edy, pekerja asal Wonogiri yang berhasil menuai sukses.
Apakah Anda bisa menebak berapa banyak pekerjaan yang telah Pak Edy lakoni sebelum menjadi seorang direktur? Sejak awal kariernya hingga sekarang, Pak Edy sudah menjalani kurang-lebih sepuluh pekerjaan, lho! Dengan banyaknya profesi yang sudah dilakoni, tentu makin banyak pelajaran hidup yang dapat kita petik darinya.
Kisah inspiratif ini pun berawal saat Pak Edy lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK) di Solo. Kala itu, Pak Edy harus mengubur mimpi besarnya untuk mengenyam bangku perkuliahan karena alasan ekonomi. Sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, ia tidak bisa mengorbankan masa depan adik-adiknya untuk merealisasikan impiannya. Meskipun begitu, ia tidak lekas menyerah.
Pria berzodiak Virgo ini pun mengawali kariernya sebagai engineer di perusahaan radio komunikasi. Meskipun memiliki fobia ketinggian, ia tetap nekat memanjat tower BTS setinggi 60 meter karena tuntutan pekerjaan. Pekerjaan menantang maut ini tetap ia lakoni untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Setelah dua tahun bekerja, ia pun memendam mimpi lain. Penolakan demi penolakan dihadapinya, tetapi ia tetap ngotot untuk bekerja di Jepang. Akhirnya, impian ini tercapai dan ia memulai karier di Jepang sebagai operator di pabrik.
Selain operator pabrik, ia juga melakoni beberapa pekerjaan paruh waktu. Beberapa pekerjaan paruh waktu yang sempat dilakoninya, yaitu kasir, juru terjemah dokumen dan training, tour guide, staf pembersih ruang kelas, pramusaji, staf pengajar bahasa Indonesia sampai bekerja di taman safari.
Selama di sana, ia juga belajar bahasa Jepang di empat tempat sekaligus setiap minggunya. Kerennya lagi, ada satu tempat yang harus ditempuh selama 2 jam pergi-pulang dengan naik sepeda!
Walaupun sibuk bekerja, Pak Edy tidak bisa melupakan mimpinya untuk berkuliah. Pucuk dicinta ulam tiba, ia pun berkesempatan untuk mengenyam bangku kuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) setelah menanti selama 5 tahun!
Berkuliah di Jepang pun menjadi turning point dalam kariernya. Selain dibekali pengalaman bekerja di Jepang, ia pun mendapatkan kesempatan untuk mengasah skill selama menempuh studi.
Selama kuliah, ia pun sempat menjadi siswa immersion untuk belajar bahasa Korea di Korea University. Jadi, jangan heran kalau Pak Edy menguasai banyak bahasa, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, Jepang, dan Korea, ya.
Lulus kuliah, ia bekerja di salah satu perusahaan besar di Jepang sebelum akhirnya berjodoh dengan AsiaQuest Indonesia. Setelah 10 tahun terakhir menjalani kehidupan di Jepang, Pak Edy kembali ke Indonesia dan meniti karier di AsiaQuest Indonesia.
Pengalaman bekerja di Jepang ini pun dijadikan bekal untuk berkarier di Indonesia. Alhasil, baru sekitar 5 bulan mengisi posisi strategy business development, ia pun diangkat menjadi direktur AsiaQuest Indonesia, posisi yang sempat ditolaknya.
“Kesan pertama saat ditugaskan menjadi direktur adalah tanggung jawab yang sangat besar dan Saya sempat menolak jabatan ini“, ungkapnya.
Lantas, apakah alasan utama pencinta makanan Jepang kaisendon ini kembali ke Indonesia? Usut punya usut, ia pulang ke Indonesia dengan cita-cita besar untuk memajukan negaranya, terutama di bidang pendidikan.
“Setelah dewasa, Saya hanya memiliki impian menjadi orang yang berguna untuk orang lain, terutama di bidang pendidikan karena Saya sempat merasakan susahnya untuk melanjutkan sekolah, saat ini progress-nya, Saya ikut berpartisipasi di suatu organisasi bernama Hoshizora Foundation”.
Selain itu, ia juga memiliki mimpi untuk mengambil MBA, membuat CSR perusahaan, dan membuat AsiaQuest Indonesia menjadi perusahaan yang diperhitungkan di Indonesia.
Setelah melakukan napak tilas perjalanan kariernya, kita akan menyadari bahwa Pak Edy adalah sosok pekerja keras. Faktanya, buah jatuh memang tidak jauh dari pohonnya. Jiwa pekerja keras ini ternyata diturunkan dari ayahnya.
“Saya mengidolakan ayah (alm) karena memberikan contoh untuk selalu berusaha keras dan berdoa untuk mencapai apa yang kita inginkan,”.
Semoga setelah membaca artikel ini, Anda akan tergelitik untuk meraih mimpi, cita-cita, ataupun goal Anda. Jangan sampai tantangan hidup menjadi batu sandungan untuk menggapai kesuksesan. Karena pada dasarnya, kunci utama meraih sukses adalah fokus pada impian-impian tersebut.
Mengutip dari Pak Edy, “Jangan pernah membatasi cita-cita dan kemampuanmu! Yang diperlukan hanya fokus pada goal, berusaha, dan berdoa”.
Gender tidak menjadi penghalang bagi lima perempuan…
Event
Calendar
Jun
19
2023
Back To Top