The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
Dalam sebuah proyek software development (web/web system development) kita akan bertemu dengan salah satu bagian dalam tim yang juga tak kalah vital, yaitu back end development. Programmer yang mengerjakan back end sering juga disebut sebagai back end devleoper.
Nah, kali ini kami ajak Anda untuk mengenal posisi back end developer dari tugas-tugas maupun pekerjaannya. Informasi yang kami rangkum di artikel ini adalah hasil wawancara kami dengan salah satu tim back end di AQI, yaitu Arislan Haikal san.
Yuk langsung kita dengar ceritanya Haikal san mengenai back end developer.
“Back end developer secara sederhananya adalah orang yang bertanggung jawab mengelola arus data yang diolah pada server. Bagaimana data diolah, dan ditampilkan kepada user sesuai proses bisnis yang telah disepakati. Pokoknya back end berkaitan erat dengan server side.” Terang Haikal san.
Kemarin kita sudah pernah berkenalan dengan front end developer, yang kurang lebih mengurusi hal-hal dari sisi client side. Nah kalau back end developer mengurusi hal-hal dari sisi server side.
Back end development adalah mesin yang bekerja di balik layar. Kalau seorang front end programmer harus punya taste design, maka seorang back end programmer harus punya logic (logika) yang baik.
Haikal mengaku sudah empat tahun terakhir berkutat mendalami back end development. Awal mula ia mengenal back end programming karena skripsi yang ia kerjakan sebagai syarat kelulusan.
“Awalnya dari tugas skripsi di kampus yang mewajibkan setiap mahasiswa untuk membuat real project sebagai syarat kelulusan. Sebelumnya saya memang sudah terbiasa mengerjakan project di luar kampus, saya sebagai front end, dan teman saya sebagai back end.” terang Haikal.
Jadi belajar back end gara-gara skripsi?
“Betul, karena skripsi itulah, mau tidak mau saya belajar back end. Pertama kali belajar back end yaitu dengan bahasa pemrograman PHP dengan framework Laravel.
Setelah mencoba, pria yang masih lajang ini mengaku tertarik untuk mempelajari lebih lanjut. Padahal ia sempat berpikiran tidak cocok dengan back end karena banyak berurusan dengan logika yang membuat otak pusing.
Setiap jenis pemrograman pasti memerlukan keahlian bahasa pemrograman tertentu. Begitu pula dengan back end development yang menuntut seorang back end developer memiliki hardskill.
Menurut Haikal san, setidaknya seorang back end developer harus menguasai salah satu (atau lebih) bahasa pemrograman back end seperti PHP, Python, Ruby, Java, Node, Go, dsb; mengetahui database management/database design seperti Mysql, PostgreSQL, Mongo,dsb.
Mereka juga harus paham basic server management (Linux), mengerti arsitektur web, dan memahami Rest API.
Selain hardskill, seorang back end developer juga harus punya softskill seperti komunikasi yang baik dengan tim, teliti dalam mengolah data, serta inovatif dan kreatif untuk selalu mempelajari teknologi terbaru.
Haikal san mengatakan bahwa tugas back end developer yang utama adalah mengolah data sesuai proses bisnis yang telah disepakati. Ia juga harus berpikir bagaimana data diolah dan disimpan dalam database.
“Untuk hasilnya bisa berupa Rest API yang siap dikonsumsi oleh front end developer atau bisa juga di integrasi secara langsung dalam web secara server side.” Imbuh Haikal san.
Haikal juga mencontohkan, bila integrasi secara server side, desain UI/UX yang telah di coding oleh front end developer dan sudah berupa HTML, CSS dan JS; masing-masing elemen yang ada seperti header, footer, content, dan component kemudian oleh back end dipisah-pisah dan dijadikan sebuah template atau sering disebut layouting.
“Setelah layoutnya terbentuk barulah data akan diintegrasikan datanya secara langsung didalamnya. Biasanya hal seperti itu juga di handle oleh back end dan terjadi pada project monolith.” Jelasnya.
Maka dari itu, menurutnya penting bagi back end developer untuk tahu tentang basic HTML, CSS dan Javascript agar tidak kebingungan saat integrasi nantinya.
“Sejauh ini sih menyenangkan, saya belajar banyak tentang problem solving dan mengolah data agar sesuai dengan apa yang diminta. Seru sih!” Kata Haikal san.
Haikal meyakini bahwa semua profesi akan menyenangkan kalau kita bisa enjoy (menikmati).
“Kalau kesulitan sendiri biasanya terkait mengolah data, apalagi kalau datanya banyak dan berelasi satu dengan yang lain. Kita sebagai back end developer harus mempertimbangkan query yang di pakai dengan efisien, agar tetap cepat dan stabil akses datanya.” terangnya.
Selain itu, menurut Haikal, teknologi back end yang berkembang secara pesat menuntut seorang back end developer untuk selalu beradaptasi. “Jadi harus belajar terus dan di coba. Itu kadang tidak berhasil, ya paling kurang baca-baca lagi sih.” Jelas Haikal.
“Kunci sukses sebagai back end developer yang jelas harus memperbanyak portfolio, mengerjakan project-project yang rumit. Semakin banyak kasus dan use case yang kamu temui, akan semakin melatih skill kalian dalam problem solving.” Papar Haikal.
Ia juga menambahkan perlunya belajar teknologi back end lainya dan jangan puas dengan apa yang telah dimiliki sekarang ini.
Bagaimana? Tertarik berkarier sebagai back end developer di dunia profesional? Cek halaman karier kami untuk infromasi lowongan sebagai back end developer.
Event
Calendar
Mar
12
2020
Apr
15
2020
Back To Top