The No.1 WEB development in Indonesia. AsiaQuest Indonesia will share news, events, and blog of WEB utilization in Indonesia. We post in English, Indonesia, and Japan.
SEO dan blog masih menjadi kombinasi tak ternilai untuk menghasilkan trafik organik ke situs. Selain digunakan untuk keperluan branding perusahaan, blog juga bisa menjadi jalan masuk bagi proyek-proyek besar ke perusahaan, kalau Anda tahu caranya.
Tapi, kali ini kami takkan mengulas mengenai cara mendapatkan klien atau proyek melalui content marketing, karena sejatinya jalan untuk kesana tidaklah pendek. Alih-alih menanamkan impian-impian kosong tentang kesuksesan, kami lebih senang berbagi informasi apa adanya mengenai dunia content marketing.
Blog dan konten adalah dunia yang tak terpisahkan dengan content marketing. Konten sebagai ujung tombak dari keberhasilan blog, haruslah diurus sedemikian rupa agar ia punya impact kepada pembaca, selain mengantarkan pembaca dari mesin pencari ke situs Anda.
Bila perusahaan Anda sudah aktif di blog, tentu sudah bagus meski usaha takkan selesai di situ saja. Setelah blog tercipta dan aktif posting, sesekali Anda harus melakukan audit konten. Audit konten punya banyak manfaat untuk perusahaan, tapi pekerjaan ini tidaklah mudah dan singkat.
Audit konten adalah sebuah proses untuk menilai dan menganalisis seluruh konten yang ada di dalam sebuah situs secara sistematis. Pekerjaan audit konten bukanlah pekerjaan mudah. Bayangkan saja kalau harus menginventarisir seluruh konten yang ada di blog, kemudian memilah dan memilih sesuai kategori yang dibutuhkan. Sudah terbayang waktu dan tenaga yang akan terpakai untuk proses ini.
Contentmarketinginstitute.com menyebutkan sedikitnya ada 5 langkah yang perlu dilakukan bila ingin melakukan audit konten, yaitu:
Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, pekerjaan audit konten bukanlah pekerjaan singkat. Melakukan audit konten artinya harus siap dengan pekerjaan yang sulit dan memakan waktu. Maka dari itu, pastikan untuk memulai audit konten dengan sebuah tujuan yang jelas.
Pertama-tama pikirkan mengenai tujuan bisnis. Pikirkan apa yang ingin didapatkan dari melakukan audit konten? Hasil apakah yang ingin dicapai?
Contoh-contoh tujuan audit konten misalnya:
Ketika tujuan audit konten sudah diketahui, maka akan lebih mudah untuk mencari tahu jenis metriks yang cocok. Metriks pada content marketing secara umum dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
Kalau tujuan audit konten adalah untuk mengetahui konten-konten yang paling populer, maka metriks yang harus Anda lihat adalah user behavior dan engagement. Tapi kalau tujuan audit konten adalah fokus pada peningkatan strategi SEO, maka metriks yang sebaiknya Anda lihat adalah SEO, terutama data backlinks dan keyword rankings.
Di tahap ini Anda akan menentukan konten seperti apa yang akan di review. Konten-konten situs misalnya postingan blog, berita, materi edukasi, deskripsi produk, landing page, dsb. Konten lain seperti video, PDF, interaktif konten, kuis, dan games bisa juga dipertimbangkan.
Cara paling mudah dalam menginventarisir konten adalah dengan mengumpulkan URL dari konten-konten Anda. Ada beberapa tools yang bisa membantu untuk mengumpulkan URL misalnya Screaming Frog atau SEMrush. Tools gratis seperti Google Analytics dan Google Search Console juga membantu pekerjaan ini meski mungkin Anda harus merekap secara manual.
Setelah mengumpulkan URL dari konten-konten yang akan di-review, gunakan spreadsheet untuk memilah-milah data tersebut berdasarkan kriteria-kriteria berbeda misalnya seperti berikut ini:
Metadata seperti title tag, meta description, H1, dsb juga penting untuk diinventaris. Suatu ketika Anda akan perlu memperbarui metadata supaya lebih relevan dengan yang sedang populer saat ini.
Mengumpulkan data saja sebetulnya sudah menjadi proses yang panjang dan kompleks. Ada kalanya, Anda harus mengumpulkan data dari beberapa sumber dan menambahkannya secara manual ke dalam spreadsheet. Meski begitu, ada beberapa tool audit konten yang bisa membantu Anda untuk menangani masalah data collection.
Website data tracker seperti Google Analytics dan Google Search Console menyediakan data seperti Sessions, Average Session Duration, Pageviews, Average Time On Page, Bounce Rate, Search Queries, dan beberapa data lainnya yang berguna dalam proses analisis.
Ketika data-data yang bermacam-macam kategori tadi sudah terkumpul dalam satu spreadsheet, akan lebih mudah untuk melakukan interpretasi data. Setiap metriks yang ada akan digunakan untuk membantu Anda mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keadaan konten dalam situs.
Misalnya, halaman bisa menarik banyak trafik, tapi ternyata Bounce Rate tinggi dan durasi session rendah, ini artinya user tertarik dengan topik yang disajikan tapi konten di dalamnya tidak memberikan apa yang mereka inginkan. Maka dari itu ketika mereka masuk dan membaca kontennya tidak sesuai dengan ketertarikan mereka ketika melihat judul, mereka langsung melakukan exit yang membuat Bounce Rate tinggi dan durasi rendah.
Menginterpretasikan data-data bukanlah pekerjaan mudah. Perlu keterampilan khusus untuk mampu menentukan kemana harus melihat untuk mencapai pemahaman tertentu. Langkah ini bisa membantu mengetahui masalah-masalah kenapa konversi kecil padahal kampanye konten ‘awareness’ cukup berhasil mendatangkan trafik, dan sebaliknya.
Menggunakan data-data dan metrik yang sudah dikumpulkan, cobalah untuk melakukan asesmen pada tiap-tiap konten untuk menentukan mana yang akan di keep dan mana yang perlu update, atau mana yang perlu dihapus.
Kalau sebuah konten punya performa bagus dan isinya masih relevan, maka tidak perlu ada update. Contoh konten yang seperti ini misalnya, kisah sukses, FAQs, informasi umum mengenai bisnis, dsb.
Kalau ada konten yang punya performa kurang bagus, review dan cari tahu bagaimana membuat konten tersebut lebih efektif. Anda mungkin menemukan informasi yang sudah usang dan perlu direvisi, misalnya postingan blog yang ada data statistik, artikel penting tapi informasinya usang, dan konten dengan trafik dan konversi yang rendah.
Kalau ada konten yang tidak begitu bagus performanya, dan membutuhkan terlalu banyak resource untuk melakukan update, maka menghapusnya dari situs bisa menjadi pilihan. Contoh konten seperti ini misalnya: konten terkait event, informasi produk yang sudah tidak ada stoknya, konten duplikasi, konten kampanye yang sudah tidak berjalan, dsb.
Setelah melakukan asesmen konten, maka selanjutnya adalah membuat action plan. Action plan ini haruslah berdasarkan pada goals dan kesimpulan haruslah datang dari analisis Anda.
Sebelum melangkah jauh ke dalam action plan, tilik kembali apa goals Anda yang sudah ditetapkan di langkah 1. Setiap investasi yang akan Anda rencanakan dalam action plan harus sejalan dengan goals bisnis.
Selanjutnya, prioritaskan action berdasarkan seberapa besar ia bisa achieved dan seberapa relevan dengan goals bisnis. Contohnya: menambahkan link ke artikel membutuhkan usaha yang tidak terlalu besar tapi hasilnya menjanjikan, membuat ebook membutuhkan kerja yang banyak tapi dampak ke hasil tidak terlalu besar.
Pada spreadsheet sebelumnya, Anda sudah membuat list URL konten beserta informasi metriks-metriks yang penting untuk menunjang analisis dan kesimpulan. Beri keterangan pada tiap-tiap URL sesuai dengan analisis yang Anda lakukan. Action plan ini misalnya reuse content, rewrite, expand, refresh content, dan seterusnya.
Anda bisa buat status seperti reuse konten dengan mengombinasikan beberapa konten berbeda untuk membuat atau mempublikasikan dalam format berbeda seperti e-book, infografis, slides, dsb.
Untuk postingan blog yang tidak berkinerja baik. Coba tulis ulang dengan menambahkan beberapa contoh, tips, dan detail praktikal lainnya.
Untuk menambahkan detail ke artikel. Konten dengan bentuk panjang lebih dari 3000 kata mendapatkan trafik 3 kali lebih banyak, 4 kali lebih banyak shares, dan 3,5 kali lebih banyak backlink, daripada yang panjang kontennya rata-rata saja.
Yaitu menulis ulang konten secara keseluruhan dengan menambah beberapa informasi yang relevan, misal statistik dan tren, atau detail produk.
Kadang ketika pertama kali menulis, struktur tak terlalu diperhatikan. Kini setelah ditinjau ulang, Anda menemukan bahwa konten ini perlu struktur yang lebih baik dengan H2 dan H3 tag yang lebih baik. Artikel dengan struktur yang baik punya kesempatan untuk dijadikan Featured Snippets.
Bisa jadi konten Anda punya CTA yang perlu diperbarui atau bahkan malah ada konten dengan trafik bagus tapi belum ada CTA nya. Maka inilah saatnya untuk membenahi CTA untuk mengaktifkan funnel marketing dan meningkatkan tingkat konversi.
Video saat ini menjadi salah satu elemen penting dalam menunjang trafik situs. Jadi tidak ada salahnya untuk menambahkan video ke dalam konten postingan Anda. SEMrush menyebutkan bahwa 87% video bisa meningkatkan trafik ke situs.
Gambar menjadi salah satu daya tarik dan membuat konten menjadi lebih atraktif dan engaging. Selain itu, menambahkan gambar bisa meningkatkan peluang untuk tampil di fitur SERP.
Metadata ini penting karena ia membuat bot Google bisa mengenali apa konten Anda. Makanya, penting untuk senantiasa memperbarui title, meta descriptions, dan H1. Boleh juga menambahkan keyword lain untuk membuatnya terkesan natural dan menarik bagi user.
Kami pernah mengulas betapa strategi internal link bisa meningkatkan kualitas situs sera menurunkan bounce rate, dan pada akhirnya bisa berdampak baik pada kualitas SEO.
Ketika menghapus halaman-halaman dari situs, jangan lupa untuk melakukan redirect 301 untuk menghindari adanya ‘not found pages’ yang bisa berdampak buruk pada pengalaman pengguna.
Setiap ada pembaruan konten, entah itu pada link atau pada aspek lainnya, ada baiknya untuk melaporkan hal tersebut ke Google Search Console, demi keperluan indexing.
Ketika melakukan audit konten, penting untuk tetap mempertimbangkan strategi content marketing. Melacak kesuksesan dan kegagalan akan membantu Anda untuk mengarahkan strategi content marketing ke berbagai arah yang berbeda untuk menarik audiens dengan berbagai cara, menyesuaikan aset untuk reach yang lebih baik, dan meningkatkan tingkat konversi.
Setidaknya setahun sekali Anda perlu meninjau kembali strategi konten marketing untuk memastikan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan masih sejalan dengan tujuan utama perusahaan. Kalau industri Anda sering banyak perubahan, maka mungkin review ini perlu lebih sering dilakukan.
Referensi:
Image by rawpixel.com on Freepik
Event
Calendar
Jun
19
2023
Back To Top