Efek negatif dari pandemi COVID-19 sepertinya tidak berlaku pada XL Axiata. Saat banyak perusahaan tutup lapak karena COVID-19, pendapatan semester pertama tahun 2020 dari XL Axiata mencapai 12,13 triliun. Keuntungan ini didapatkan dari pendapatan layanan data yang meningkat 15% YoY. Dengan demikian, total pendapatan perusahaan mencapai 91%.
Lebih lanjut, peningkatan pendapatan ini tak lepas dari banyaknya perusahaan yang menerapkan kebijakan work from home selama pandemi. Dengan banyaknya orang yang WFH, kebutuhan akan akses internet pun meningkat pesat. Tak hanya pekerja, aktivitas belajar online pun turut menyumbangkan rupiah ke dalam kantong XL Axiata.
Para pelajar juga membutuhkan akses internet untuk belajar secara online. Meskipun meraup banyak untung pada awal pandemi, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Siswarini mengakui bahwa trafik pemakaian data pun melandai karena daya beli masyarakat yang melemah.
Kondisi ini membuat banyak operator yang mulai menawarkan paket hemat yang lebih terjangkau kantong masyarakat. Dengan cara ini, operator berusaha untuk menjaga trafik pemakaian data agar stabil dan jika memungkinan dapat meningkat.
Meskipun demikian, XL mengambil langkah hati-hati dalam menyusun strategi, khususnya dalam merancang paket data yang baru. Dengan memperhatikan data pola konsumsi layanan, XL mengeluarkan paket yang sesuai dengan segmen. Hasilnya, XL mengalami peningkatan pelanggan baru dari 55,48 juta menjadi 55,67 juta pelanggan.
Sementara itu, trafik data meningkat 45% atau setara 2,221 petabyte dibandingkan hasil pada periode yang sama tahun lalu. Kesuksesan ini mustahil untuk diraih jika XL Axiata tidak memiliki infrastruktur digital yang baik.
Sampai saat ini, XL telah memiliki lebih dari 139 BTS dengan jaringan 4G di 456 kota/kabupaten di Indonesia. XL juga terus menggenjot proses fiberisasi jaringan untuk mewujudkan layanan 5G di Indonesia.
Sumber: Inet.detik.com
Back To Top