Satu dekade lalu, Apple mengenalkan ponselnya dengan teknologi layar sentuh. Berangsur-angsur teknologi layar sentuh menjadi populer dan dimanfaatkan pada berbagai benda, tidak hanya pada ponsel.
Layar sentuh merupakan jenis layar yang peka atau sensitif terhadap sentuhan manusia atau perangkat khusus yang disebut stylus. Saat ini teknologi layar sentuh digunakan di hampir semua benda elektronik, misalnya layar mesin ATM, GPS, monitor untuk medis, game konsol, komputer, telepon, dan masih banyak lagi lainnya.
Dikutip dari cnnindonesia.com, teknologi layar sentuh dikatakan sudah ada sejak setengah abad lalu. Pengembang pertama teknologi layar sentuh adalah Eric Arthur Johnson, seorang insinyur di Royal Radar Establishment, Malvern, Inggris.
Waktu itu, Johnson berkesempatan mengembangkan teknologi layar sentuh untuk digunakan pada kontrol lalu lintas udara. Laya sentuh yang dikembangkan Johnson merupakan perangkat dengan kabel yang peka terhadap sentuhan jari, dan berada di muka tabung sinar katoda dimana informasi dapat dituliskan melalui komputer.
Johnson berhasil mematenkan temuannya tersebut pada 1969. Kemudian di tahun 1972, Bent Stumpe, seorang insinyur Denmark yang bekerja di CERN mengembangkan layar sentuh yang dilengkapi tombol yang bisa diprogram dan memiliki bola konsol untuk pengarah (mouse).
Layar sentuh yang dikembangkan Stumpe termasuk layar sentuh kapasitif, ia sensitif dengan adanya rangsangan listrik. Sentuhan jari pada layar akan seketika mengubah dielektrik kapasitor dan menghasilka perubahan kapasitansi.
Perubahan kapasitansi ini kemudian dibandingkan dengan area layar yang tidak disentuh, sehingga bisa mengidentifikasi dengan tepat perubahan yang terjadi. Informasi tersebut kemudian digunakan untuk menjalankan operasi yang diinginkan.
Di tahun 1972, Universitas Illinois mengembangkan teknologi PLATO (Programmed Logic for Automated Teaching Operations) generasi ke-4. Teknologi ini menggabungkan memori dan bitmap grafis menggunakan layar plasma Blitzer. Teknologi tersebut memungkinkan pengguna membentuk garis pada layar.
Teknologi PLATO ini juga melengkapi panel sentuhnya dengan inframerah 16×16 yang memungkinkan pengguna untuk menyentuh bagian manapun di layar.
Kemudian, di tahun 1982, Universitas Toronto di Kanada mengembangkan tablet dengan teknologi multitouch yang bisa membaca banyak kontak.
Di tahun 1984, Bell Labs mengembangkan perangkat layar sentuh yang bisa mengubah gambar dengan lebih dari satu tangan.
Di tahun yang sama, Myron W Krueger ahli komputer di AS berhasil mengembangkan sistem optik yang mampu melacak gerakan tangan.
Di tahun 1985, Bill Buxton yang seorang pelopor interaksi manusia dan komputer, bersama dengan Universitas Toronto, membuat tablet multi layar sentuh.
Di tahun 1990, ilmuwan komputer Andrew Sears mengadakan sebuah studi tentang tentang interaksi antara manusia dan komputer. Studinya tersebut mempelajari gerakan satu sentuhan, seperti kenop berputar, menggesek untuk mengaktifkan, dan gerakan multi-sentuh seperti menghubungkan objek dan mengetuk untuk memilih.
Teknologi layar sentuh selama beberapa dekade kemudian terus dikembangkan dengan inovasi-inovasi terbaru. Kini layar sentuh semakin canggih dan semakin sensitif dalam menerima sentuhan dan gerakan.
Sumber:
Back To Top