sharpnel_content
People-First Content, Apa dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap SEO

News 23 Mar 2023


People-First Content, Apa dan Bagaimana Pengaruhnya Terhadap SEO

Share

Dunia SEO memang tak pernah ada habisnya. Ada banyak sekali metriks yang digunakan demi meningkatkan peringkat situs di mesin pencari Google. SEO memang masih sangat layak diperhitungkan, lagipula siapa yang tak mau kontennya berada di peringkat 1 Google?

Berada di peringkat atas memperbesar kemungkinan situs untuk dikunjungi dan tentu memperbesar kesempatan agar bisnis Anda bisa dilihat banyak orang.

Nah, SEO dulu dan sekarang sudah berbeda. Google selalu memperbarui algoritma mesin pencari demi memberikan yang terbaik bagi user. Google ingin user mendapatkan apa yang mereka cari manakala mereka mengetikkan kata kunci di bilah pencari.

Semakin ke sini, Google semakin menekankan kepada para pemilik situs bahwasanya membuat konten yang bermanfaat bagi user itu lebih penting. Selama bertahun-tahun konten yang bermanfaat bagi user belum tentu adalah konten yang berada di peringkat atas mesin pencari.

Untuk mengatasi tumpang tindih kepentingan antara konten yang bermanfaat dengan konten yang berhasil menduduki peringkat atas mesin pencari, maka Google melakukan pembaruan pada Google Helpful Content.

Pada pembaruan tersebut, Google meng highlight frasa People-First Content.

Apa Itu People-First Content?

Melalui Google Helpful Content, Google ingin memberikan penghargaan lebih kepada para kreator yang mampu menyediakan konten berkualitas tinggi. Konten berkualitas tinggi terutama People-First Content, adalah konten yang punya nilai lebih berupa pengalaman langsung dari penulis mengenai topik yang sedang dibicarakan. Orang yang punya pengalaman langsung dengan sebuah topik akan mampu menunjukkan level mastery lebih.

Konten semacam ini akan mendapatkan tempat lebih baik pada Google SERP, sementara konten yang bernilai rendah akan punya peringkat yang lebih rendah pula. Ketika algoritma pada Google Helpful Content ini dikombinasikan dengan algoritma pemeringkatan Google lainnya, ia akan mampu mendeteksi konten berkualitas rendah maupun konten-konten yang tidak menjawab pertanyaan user.

Ketika user bisa menemukan apa yang mereka cari di konten Anda, mereka cenderung akan merasa puas. Kalau merasa puas, maka kemungkinan mereka untuk kembali berkunjung akan semakin besar pula. Jadi, selanjutnya fokus akan berubah yaitu untuk memberikan nilai lebih dan membuat orang mau kembali ke situs Anda.

Untuk itu, lihat kembali konten-konten Anda. Apakah konten Anda menyediakan solusi untuk masalah-masalah seputar niche bisnis Anda. Apakah user Anda sering kembali berkunjung? Apakah situs/halaman Anda sering dijadikan rujukan? Dan sederet pertanyaan lain yang menandakan bahwa konten Anda adalah People-First Content.

Ada beberapa alasan mengapa People-First Content itu penting. Beberapa di antaranya adalah seperti berikut ini.

Membangun Otoritas

Tidak mudah untuk membangun brand dan mengukuhkannya sebagai sebuah otoritas, terutama pada niche spesifik. Tapi ini penting untuk dilakukan bila Anda ingin mengundang orang untuk berkunjung dan mengubah mereka menjadi pelanggan.

Membayangkan seperti apa otoritas itu memang sulit. Tapi beberapa cara yang sering dilakukan untuk mengetahui seberapa besar otoritas bisnis adalah dengan melakukan riset kompetisi, riset kata kunci, serta menemukan topik yang menarik untuk audiens Anda. Dengan begitu, Anda bisa punya gambaran yang jelas mengenai apa yang sudah ada di situs Anda dan apa yang perlu ditambah agar bisnis Anda menjadi yang terdepan.

Membuat konten yang berkualitas harus dilakukan secara konsisten dan teratur agar bisa menarik audiens yang tepat. Lama kelamaan, user akan bisa membaca bahwa konten Anda bagus, isinya lengkap, sumbernya jelas, yang menandakan bahwa Anda memang ahli di bidang yang sedang Anda bicarakan.

Mengapa otoritas itu penting, berikut adalah beberapa alasannya:

  1. Menunjukkan Keahlian Anda pada Suatu Topik
  2. Mengukuhkan Anda sebagai Sumber Terpercaya
  3. Membedakan Anda dengan Kompetitor
  4. Menulis Artikel People-First Content

Untuk menulis dengan mengedepankan People-First Content, Google Helpful Content memberikan kisi-kisi pentingnya. Expresswriters merangkum beberapa tips untuk membantu Anda dalam menulis konten yang bermanfaat dan bernilai bagi audiens.

1. Pastikan Tetap pada Niche

Menulis konten dengan topik-topik umum, topik yang luas, memang mungkin bisa mendatangkan lebih banyak trafik ke situs Anda. Tapi, minusnya adalah Google mungkin tidak akan melihat konten tersebut sebagai konten yang bermanfaat.

Pembaca Anda kemungkinan akan merasakan kebingungan ketika berkunjung ke situs Anda karena kontennya yang bak gado-gado. Ketika googling akan sesuatu topik, user biasanya punya pertanyaan-pertanyaan yang saling terkoneksi. Nah, kalau konten-konten Anda juga saling terkoneksi satu dengan lainnya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan user, maka user bisa bertahan di situs Anda lebih lama.

Di sini Anda bisa membuktikan bahwa situs Anda bisa jadi rujukan terpercaya karena konten-kontennya mampu merefleksikan level keahlian Anda.

2. Pilih Topik yang Menarik Bagi Audiens

Menulis artikel yang sifatnya People-First Content artinya Anda harus memerhatikan topik-topik yang disukai oleh audiens Anda. Audiens Anda datang dari mesin pencari, artinya mereka mencari sebuah jawaban atas pertanyaan atau kata kunci. Situs Anda diharapkan mampu menyediakan jawaban atas pertanyaan mereka.

Lalu bagaimana Anda tahu apa yang sering ditanyakan atau dicari oleh orang-orang?

Tools SEO akan membantu Anda dalam menemukan apa yang banyak dicari orang. Google Analytics punya kemampuan untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin dari situs, termasuk menyediakan informasi seperti terms/keyword yang membawa user ke situs Anda.

Tools lain seperti Ahrefs dan SEMrush juga sangat powerful dalam memeriksa keyword dan terms yang populer dalam industri yang Anda tekuni. Menemukan topik yang sedang trending pun bukan perkara sulit. Selain itu, tools ini juga bisa memberikan informasi seberapa sulit untuk mentarget suatu keyword.

3. Prioritaskan Konten yang Menjawab Permasalahan User

Kalau konten yang dibuat berkualitas, bernilai, dan bisa menjadi solusi bagi pembaca, maka dengan sendirinya pembaca akan menunjukkan apresiasi. Penting untuk selalu mendengarkan apa yang user keluhkan, dengan begitu Anda bisa membuat konten yang bisa menjawab keluhan mereka. Dengan cara ini, kesempatan konten untuk di notice oleh SERP semakin besar.

Di tengah banyaknya konten yang tidak berkualitas, konten yang terkesan buru-buru dibuat, konten yang meng-cover terlalu banyak topik, belum lagi konten clickbait yang menjamur, membuat semakin ‘gerah’ saja. Alih-alih mendapatkan informasi yang dibutuhkan, malah masuk ke konten yang tidak jelas atau bahkan tidak berhubungan sama sekali dengan yang dicari.

Maka dari itu, utamakan untuk membuat konten yang menjawab permasalahan user. Bahkan, jangan sampai user harus Googling untuk kedua kalinya demi mendapatkan jawaban atas permasalahan mereka. Kalau di percobaan Googling pertama, mereka sampai pada situs Anda dan merasa puas, maka kesempatan mereka untuk bergabung menjadi basis klien Anda semakin besar.

4. Pilih Topik yang Mudah Dipahami

Kalau audiens di industri Anda kebanyakan adalah pemula, maka konten yang paling pas adalah konten yang tidak terlalu detail. Mengenali seperti apa karakteristik audiens Anda akan membantu dalam menyusun topik-topik konten yang pas untuk mereka.

Pertama, cari tahu minat dari audiens Anda dan cari informasi mengenai seberapa banyak pengetahuan mereka akan topik yang diminati tersebut. Berbekal informasi tersebut, Anda bisa buat konten yang kira-kira bisa diikuti oleh audiens tersebut.

Poin penting lainnya adalah jangan melupakan visualisasi dari konten, ini termasuk menggunakan image/gambar yang bisa mengilustrasikan konten yang dibuat. Visual membuat konten menarik bagi user sehingga mereka betah untuk melanjutkan membaca keseluruhan konten.

5. Konten yang Mengandung Empati

Barangkali karena terlalu fokus pada membuat konten yang bisa dibaca mesin, sehingga melupakan sisi humanis pada konten. Padahal konten yang juga mengedepankan sisi humanis cenderung lebih bisa menangkap perhatian audiens dan membuat mereka bertahan lebih lama untuk membaca keseluruhan konten.

Untuk membawa sisi humanis, maka buatlah konten yang mengandung empati. Empati menunjukkan bahwa Anda mengerti akan permasalahan mereka dan kesulitan yang sedang mereka rasakan. Coba tempatkan diri Anda di posisi pembaca dan memahami apa kesulitan mereka sehingga bisa membuat konten yang efektif audiens Anda.

Tapi salah satu cara yang paling mudah adalah dengan berbagi cerita pribadi Anda yang kira-kira mereka bisa relate dengan itu. Dengan cara ini, Anda bisa membangun koneksi emosional dengan pembaca sehingga rasa percaya bisa tercipta.

6. Jangan Abaikan Keseluruhan User Experience

User experience bahkan sudah menjadi hal yang esensial sebelum adanya pembaruan pada Helpful Content Guidelines. Tapi, di pembaruan terbarunya experience semakin ditekankan lagi pentingnya. Jadi, coba buatlah konten yang merefleksikan cara-cara dalam membantu permasalahan audiens Anda dan kombinasikan dengan user experience yang paling tepat.

Lalu seperti apakah user experience yang bagus itu? Apakah kecepatan loading situs? Apakah visual yang atraktif? Apakah yang mudah dinavigasi situsnya?

Membuat visual yang atraktif dan navigasi yang mudah tidak serta merta cukup untuk menyatakan situs punya UX yang bagus. Semua menjadi kurang berguna bila ternyata kecepatan loading situs lambat. Bila demikian kasusnya, maka jangan harap user akan mau ‘mampir’ ke halaman Anda.

Bayangkan betapa frustasinya user ketika halaman yang ingin dibaca tidak segera terbuka karena loading yang lambat. Maka dari itu pastikan bahwa situs Anda mudah untuk dinavigasi dan tidak dipenuhi ads atau pop-ups. Strategi internal link yang tepat bisa meningkatkan kualitas user experience dari situs Anda, lho.

SEO dan People First Content

SEO atau Search Engine Optimization, adalah cara-cara yang kita lakukan agar konten kita bisa dibaca oleh mesin. Maka dari itu kita berusaha menyesuaikan konten kita sedemikian rupa agar dinilai baik oleh algoritma mesin pencari.

Tapi sekarang situasinya sudah tidak seperti itu lagi. Sekarang Google menginginkan ada keseimbangan antara konten yang bisa memuaskan pembaca dan mesin pencari. Ini bukanlah perkara biasa karena kadang sulit menulis artikel yang bisa dibaca dengan baik oleh manusia tanpa mengorbankan aspek SEO, dan begitupun sebaliknya.

Jadi bagaimana caranya agar baik mesin Google maupun pembaca Anda bisa menikmati konten Anda?

1. Pilih Keyword yang Tepat

Untuk bisa memilih keyword yang tepat adalah dengan melakukan riset keyword. Ada banyak tools yang bisa digunakan untuk membantu menemukan keyword yang tepat untuk audiens, misalnya Google Analytics, Google Search Console, SEMrush, Ubersuggest, dsb.

2. Gunakan Keyword Senatural Mungkin

Praktik SEO beberapa tahun lalu sempat menekankan untuk memperbanyak keyword dalam satu halaman. Kini, praktik seperti itu sudah tidak berlaku lagi. Membanjiri halaman dengan keyword justru malah berpotensi dinilai sebagai spam.

Sekarang, yang justru dianjurkan adalah penggunaan keyword senatural mungkin dalam satu halaman. Jadi, tidak perlu memenuhi halaman dengan keyword tapi gunakan sesuai porsi yang pas dan tetap terasa natural.

3. Format Konten untuk Memastikan Tingkat Keterbacaannya (Readability Content)

Format konten penting untuk memastikan bahwa konten Anda bisa dibaca dengan mudah oleh pembaca. Tidak akan menyenangkan bila satu paragraf terdiri dari banyak kalimat hingga membuatnya terlihat seperti bongkahan besar teks yang terkumpul jadi satu.

Paragraf yang pendek-pendek akan lebih mudah dibaca. Jangan lupakan juga headings yang selain berfungsi memecah konten menjadi beberapa bagian, juga punya fungsi SEO. Gunakan juga bullet dan number list agar konten semakin jelas strukturnya.

Itu dia sedikit informasi mengenai People-First Content. Memang awalnya terasa perlu usaha yang lebih banyak untuk membuat artikel dengan karakteristik People-First Content, tapi kalau sudah terbiasa maka takkan jadi masalah.

Sumber: Understanding People-First Content: What It Is and How to Write It | Express Writers
Image by DilokaStudio on Freepik

Browse blog by tag

Back To Top