Debugging adalah istilah yang tidak asing di dunia pengembangan website. Debugging adalah istilah yang merujuk pada aktivitas menghapus bug-bug dalam kode. Apa itu bug? Bug diibaratkan seperti serangga yang kecil tapi mengganggu, begitu pula bug pada kode, kecil-kecil dan sangat mengganggu. Apalagi kalau bug ada banyak hingga seringkali membuat programmer pusing tujuh keliling.
Bug yang kecil-kecil ini bisa membuat kode jadi eror, dan bisa berpotensi membahayakan keamanan sistem yang sedang dibuat. Kali ini, kami akan mengulas apa itu debugging atau aktivitas menghilangkan bug.
Aktivitas debugging dimulai sejak mengidentifikasi, kemudian menghapus bug tersebut. Bug terlihat sepele, tapi ia bisa menimbulkan eror di aplikasi, software, dan/atau website. Eror tersebut misalnya gagal login, fitur tidak jalan, layar biru, dan masih banyak lagi lainnya.
Sistem pengkodean sangatlah rumit dan kompleks sehingga kalau ada kesalahan sekecil apapun dalam kode, imbasnya bisa ke banyak hal. Maka dari itu, debugging adalah proses yang tidak dapat dihindarkan. Ia akan selalu dilakukan dari waktu ke waktu karena bug akan selalu ada.
Dari keseluruhan proses pengembangan website/software/aplikasi, proses debugging mungkin bisa memakan waktu lama, apalagi kalau bug yang ditemukan banyak. Tak jarang ketika bug satu selesai dibereskan, muncul bug lain, dan ini merepotkan sekali. Maka itu penting untuk menulis kode yang minim bug.
Sebagai proses yang wajib dilakukan, betapapun merepotkannya proses debugging, ia menyimpan beragam manfaat yaitu:
Orang yang melakukan debugging disebut sebagai debugger. Akan tetapi, setiap programmer/developer entah itu web developer, mobile app developer, maupun software developer harus bisa melakukan debugging. Secara umum, berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan debugging:
Reproduksi bug adalah mendokumentasikan semua issue bug yang ada. Tujuan reproduksi bug adalah:
Testing di beragam perangkat dan browser untuk melihat apakah ada bug lain.
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi eror. Pada langkah ini, Anda mengumpulkan laporan-laporan eror yang ada. Misalnya, ada masalah kegagalan eksekusi pada perangkat lunak, maka kemungkinan besar ada bug pada skrip.
Laporan eror ini biasa didapatkan ketika melakukan testing oleh in-house team maupun testing oleh klien.
Lakukan identifikasi secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada bug yang tertinggal setelah proses debugging.
Langkah selanjutnya adalah menemukan lokasi bug. Dimanakah bug tersebut tersembunyi di dalam dereetan kode yang rumit dan panjang, tentunya ini menantang sekali. Saat identifikasi bug, Anda mungkin sudah bisa menemukan lokasi bug.
Jika sudah tahu lokasi bug, Anda harus bisa menganalisis eror supaya bisa melakukan langkah perbaikan yang tepat. Anda bisa menganalisis dari kode paling kecil di lokasi terjadinya eror. Ini bisa membantu Anda menemukan bug-bug lain di sekitar kode eror sekaligus meminimalisir eror tambahan yang mungkin terjadi ketika perbaikan.
Analisis eror mungkin menunjukkan adanya bug di suatu lokasi. Sebelum melakukan perbaikan, Anda harus memastikan perbaikan tersebut tidak akan menimbulkan eror lain. Untuk membantu Anda melakukan ini, Anda bisa menulis tes otomatis pada lokasi bug dengan bantuan framework test.
Bug yang ditemukan biasanya tidak cuma satu, tapi bisa beberapa. Untuk beberapa bug yang telah Anda kumpulkan, Anda bisa melakukan debugging semuanya dengan cepat. Caranya adalah dengan mengumpulkan semua unit test kode yang harus diubah.
Ketika sudah terkumpul, lakukan testing pada setiap kode yang ingin diubah tersebut.
Sekarang setelah Anda selesai melakukan semua tahapan di atas dan sudah punya kode perbaikannya, masukkan kode tersebut ke dalam framework. Tentunya kode perbaikan tersebut sudah lolos testing, ya.
Jika sudah, test lagi semua skrip dan pastikan program berjalan dengan baik dan lancar sesuai harapan.
Sumber: www.niagahoster.co.id
Office photo created by rawpixel.com – www.freepik.com
Back To Top