Phising merupakan sebuah metode untuk mengelabui korban dengan tujuan mengambil data akun korban. Salah satu cara phising yakni dengan menggunakan email palsu dan terlihat ‘asli’.
Phishing sudah sejak lama menjadi contoh kejahatan dalam dunia maya (cyber crime). Serangan phishing terhitung sederhana, tapi masih efektif dalam menjaring korban. Meskipun serangan siber (cyber attack) semakin bermacam-macam bentuknya dan semakin canggih, cara lama seperti phising ternyata masih menjadi favorit.
BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) mengungkapkan bahwa ada tren peningkatan serangan phising. Peningkatan ini ternyata erat berkaitan dengan kegiatan bekerja, belajar, dan beraktivitas dari rumah selama pandemi berlangsung.
Direktur Proteksi Ekonomi Digital, Anton Setiyawan seperti dikutip dari teknologi.bisnis.com, mengatakan bahwa peningkatan akses internet hingga 40 persen selama 6 bulan masa pandemi telah memicu terjadinya lebih banyak phising.
Motivasi para penjahat melakukan phising adalah karena ingin mendapatkan keuntungan finansial dari aset pribadi yang dicuri. Meskipun begitu, motif tak selalu finansial karena pada beberapa kasus, ada yang motifnya ingin mempermalukan, iseng, dsb.
Kasus-kasus phising ini, sebagian besar motifnya adalah finansial. Adapun pencurian kredensial menjadi yang paling besar.
Menurut Anton, sektor yang paling rawan adalah sektor finansial dengan mengirimkan Business Email Compromise (BEC). BEC merupakan jenis penipuan yang memasang target pada para manajer keuangan sebuah perusahaan. Para penipu mencoba mengelabui para manajer keuangan agar mau mentransfer sejumlah uang secara legal dengan menyamar sebagai petinggi perusahaan, rekan kerja, atau vendor.
Saat ini data pribadi menjadi aset berharga yang harganya melebihi harga minyak bumi. Maka dari itu, para penjahat begitu gencar melakukan phising untuk mendapatkan data akun seseorang.
Oleh karena itu, masyarakat umum sebagai pengguna teknologi digital hendaknya selalu sadar akan pentingnya data pribadi mereka. Kalau sudah tahu penting, maka dengan sendirinya akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi data pribadi, misalnya dengan mengatur sandi yang rumit, mengatur pengamanan tambahan, dsb.
Kemudian, Anton juga mengungkapkan beberapa sektor yang rawan terkena serangan phising yaitu akun Gmail, Facebook, Instagram, dan beberapa aplikasi populer lainnya.
Referensi: teknologi.bisnis.com
Photo by Technology photo created by jcomp – www.freepik.com
Back To Top